Kebahagiaan datang hanya sesaat, tetapi mengapa penderitaan datang itu dirasakan sangat lama dan berterusan hadir dalam setiap saat hidup kita?
Sebenarnya dalam kepedihan ada pengalaman berharga.
Bahagia dan menderita itu saling membelakangi, seperti dua sisi duit syiling. Bila kebahagiaan datang, penderitaan ada pada sisi sebelah lagi yang tertutup.
Tetapi pada saat penderitaan itu datang, bahagia juga berada di sisi sebelah lagi yang tertutup.
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah : 6)
Hanya orang yang bijaksana akan dapat melihat sisi syiling itu dari sudut syiling itu berdiri, dapat melihat keduanya.
Lupakan penderitaan, berjuanglah untuk mengubah keadaan dengan sepenuh tenaga untuk “membalikkan” keadaan.
Mereka yang memiliki sense of humor dapat melihat sesuatu dari sudut yang indah.
Menjadikan kesedihan menjadi gelak tawa. Membuat air mata kepedihan menjadi air mata bahagia.
Tiada harapan yang bersinar lebih terang di kala kegelapan, melainkan harapan yang dipancarkan oleh keimanan kita kepada Allah SWT. Keimanan kita.
Ya, itulah dia harapan yang akan menyuluh jalan keluar di kala kelemahan dan derita.
Mahukan kebahagiaan, maka marilah pada Tuan Punya Kebahagian, iaitu Allah.
Maka yang penting adalah doa, keimanan yang mantap, berusaha dan jangan putus asa dalam mencari kebahagiaan!
Yakin kepada Allah SWT. Berputus asa samalah dengan kita tidak lagi meyakini-Nya. Sebab itu, Allah amat membenci mereka yang berputus asa.
Rahmat Allah sudah sangat luas.
Justeru di manakah ruang kita hendak berputus asa kepada-Nya?
Kita langsung tiada alasan untuk berputus asa hakikatnya.
Ujian adalah lumrah. Tetapi jangan berputus asa. Bersabarlah. Usaha dan usaha lagi.
BACA INI JUGA: 'Kisah Disebalik Gambar Yang Menyayat Hati Ini'
Sumber: Akuislam
Sebenarnya dalam kepedihan ada pengalaman berharga.
Dalam kepahitan ada kesembuhan yang menguatkan.
Dalam kekacauan sekali pun ada ketabahan dan usaha untuk keluar dari semua masalah itu.
Kehidupan ini adalah seperti satu pakej sebenarnya.
Bahagia dan menderita itu saling membelakangi, seperti dua sisi duit syiling. Bila kebahagiaan datang, penderitaan ada pada sisi sebelah lagi yang tertutup.
Tetapi pada saat penderitaan itu datang, bahagia juga berada di sisi sebelah lagi yang tertutup.
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah : 6)
Hanya orang yang bijaksana akan dapat melihat sisi syiling itu dari sudut syiling itu berdiri, dapat melihat keduanya.
Lupakan penderitaan, berjuanglah untuk mengubah keadaan dengan sepenuh tenaga untuk “membalikkan” keadaan.
Mereka yang memiliki sense of humor dapat melihat sesuatu dari sudut yang indah.
Menjadikan kesedihan menjadi gelak tawa. Membuat air mata kepedihan menjadi air mata bahagia.
Tiada harapan yang bersinar lebih terang di kala kegelapan, melainkan harapan yang dipancarkan oleh keimanan kita kepada Allah SWT. Keimanan kita.
Ya, itulah dia harapan yang akan menyuluh jalan keluar di kala kelemahan dan derita.
Mahukan kebahagiaan, maka marilah pada Tuan Punya Kebahagian, iaitu Allah.
Maka yang penting adalah doa, keimanan yang mantap, berusaha dan jangan putus asa dalam mencari kebahagiaan!
Yakin kepada Allah SWT. Berputus asa samalah dengan kita tidak lagi meyakini-Nya. Sebab itu, Allah amat membenci mereka yang berputus asa.
Rahmat Allah sudah sangat luas.
Justeru di manakah ruang kita hendak berputus asa kepada-Nya?
Kita langsung tiada alasan untuk berputus asa hakikatnya.
Ujian adalah lumrah. Tetapi jangan berputus asa. Bersabarlah. Usaha dan usaha lagi.
BACA INI JUGA: 'Kisah Disebalik Gambar Yang Menyayat Hati Ini'
Sumber: Akuislam